Dari yang pernah patah dan terluka.
Ketika hari berganti dan kau temui dirimu masih lemah jangan lelah dan menyerah, hari ini mungkin tak ramah tapi yakinlah esok selalu memberi hal baru yang membuatmu sanggup dan mampu- Claudia Liberani.
Ini adalah hari ke-28 sejak tahun berganti. Sore agak sendu, hujan yang bertandang sedari pagi baru saja berlalu
menyisakan rintik yang sedih. Entah di bagian bumi yang mana seseorang
pasti sedang berduka.
Januari hampir berlalu, tapi belum juga banyak hal berubah, pola hidupku masih tak beraturan dan beberapa kebiasaan buruk masih saja terulang.
Sebuah daftar revolusi telah kubuat di malam pergantian tahun, masih hangat tertempel di dinding kamarku menunggu untuk dicoret karena telah diwujudkan. Tugasku adalah menuntaskan mereka satu per satu.
Melihat tanggal dan menghitung hari sama
dengan mengingat daftar revolusiku, mengingatkanku pada sesuatu yang
ingin kucapai, perpindahan yang ingin kulakukan, perubahan yang
kuusahakan untuk secepatnya terjadi. Melihat tanggal dan menghitung hari
pun sama dengan menemukannya di ujung kalenderku. Semua tanggal 30 di
tiap bulan telah kulingkari untuk mengingatkanku bahwa seseorang pernah
menjadi yang paling cinta sekaligus yang paling menyakitkanku.
Dua tahun berlalu sejak kami memutuskan menjadi orang asing, dua tahun berlalu sejak aku menangis meminta untuk tidak ditinggalkan. Dua tahun telah berlalu sejak kuyakinkan hatiku untuk menjadi batu, tak akan luluh walau dia kembali.
Sore ini aku seperti melihat kaleidoskop perjalanan kami selama satu tahun bersama, menjajal segala bentuk keangkuhan dan berusaha saling mengalahkan ego. Kadang kenangan-kenangan seperti ini yang membuatku rindu. Bukan merindukannya, tapi kebiasaan dan hal yang pernah kami lalui berdua.
Rindu memang hanya akan menghadirkan kenangan manis, segala pahit dan tangis akan sembunyi. Ia adalah racun, sekaligus penyembuh.
Kuingatkan ini berkali-kali pada diriku.
Satu hal yang harus kau ingat ketika rindu dan tak mampu menjadi batu, dia pernah membuatmu jadi patah dan terluka. Tak ada yang lebih ampuh untuk menerima keadaan selain mengingat segala yang menyakitkan dan menyadari bahwa sesuatu yang dipaksakan memang tak akan pernah baik.
Untuk sekedar menyapa saja adalah sebuah kesalahan besar jika lukamu masih basah. Sama seperti sepotong "Hai" darinya yang mampu meruntuhkan segala pertahananmu bertahun-tahun, sebuah sapaan darimu juga adalah dosa karena yang akan tersiksa adalah dirimu sendiri.
Menahan diri memang tak mudah, kadang beberapa hal bodoh perlu dilakukan hanya untuk menghindari sebuah pesan berisi kalimat "Apa kabar hari ini ?" terkirim.
Hati yang patah membuat hal-hal yang ada di sekitarmu menjadi hampa dan tak bermakna, kadang kerap kali kau mengabaikan orang-orang yang peduli padamu dan kau memilih menyembuhkan luka seorang diri. Patah hati memang membuat segalanya suram sekaligus mudah. Suram karena kau merasa semua orang meninggalkanmu, mudah karena dirimu bisa saja dengan gampang melakukan hal konyol hanya untuk membuatmu lupa pada lukamu.
Mengapa patah hati dan rindu menjadi sangat menyiksa ? karena kamu tak cukup pandai untuk menikmatinya. Patah hati dan rindu adalah juga perayaan, rayakanlah, jangan berjuang lagi karena saatnya berpesta. Terserah itu pesta air mata atau tawa, nikmati saja dan biarkan berlalu.
Ingatlah bahwa semua orang pernah melalui hal yang sama, kamu berproses, kamu tumbuh, ini adalah bagian yang harus kamu lalui.
Kuingat itu baik-baik.
Kuingat karena aku pernah patah dan terluka, merasa terasing dan ditinggalkan. Tak berdaya seolah esok telah tiada.
Biarkanlah luka menjadi luka, rindu menjadi rindu. Ketika jatuh cinta harusnya kau sadar bahwa kau telah siap terhempas. Walaupun perkara berpindah tidak mudah tapi sadarilah bahwa semuanya telah berubah.
Keadaan sudah berbeda dan dia tak akan pernah menjadi sama.
Kemarin dia mencintaimu esok bisa saja dia melupakanmu dan kau tidak boleh hidup di hari kemarin. Mengertilah hidup adalah perpindahan, setiap detiknya adalah perubahan. Kau tidak akan mampu jika masih bertahan di tempat yang sama.
Kutarik nafasku pelan, berat karena mulai sesak. Aku memang harus menghitung hari tanpa bosan agar aku ingat bahwa aku harus berubah, ada perpindahan yang ingin kucapai, ada revolusi yang harus kuwujudkan. Agar aku selalu ingat kolom merah yang kubuat ditanggal 30, tanda yang mengingatkanku bahwa aku pernah patah dan terluka.
Tanda yang menyadarkanku bahwa aku memang harus berubah.
Untukmu yang pernah membuatku jatuh hati lalu patah.
Aku pernah menjadi yang paling tersakiti, tapi aku juga pernah menjadi yang paling bahagia bahkan sebelum bertemu denganmu. Beranjak memang tak mudah, tapi aku sadar tidak ada seorang pun yang mencintaiku tanpa karena selain diriku sendiri. Jadi kuputuskan untuk melewatimu, aku pindah, tidak bertahan di tempat yang sama lagi. Terimakasih telah membuatku selalu berproses, membuatku selalu waspada.
Tapi satu lagi yang penting, bukan untukku tapi untukmu. Ketahuilah, patah atau tidak hatiku olehmu, aku memang harus menjadi pribadi yang lebih baik dari ini.
Untuk hari-hari yang akan datang, bacalah ini kembali. Kau pernah terluka, Claud. Tapi kau mampu berlalu.
Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway kumcer Move on Come on.
Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway kumcer Move on Come on.