Hai. Wah saya di Putussibau nih. Karena tidak ada mata kuliah lagi dan saya sudah seminar proposal penelitian, saya punya banyak waktu luang. Rasanya sumpek juga di Pontianak, skripsi bisa saya kerjakan di sini asalkan jaringan internet lancar hoho
Berkali-kali meninggalkan tempat ini dan kembali, kali ini saya akan menuliskan beberapa hal yang paling saya ingat tentang Putussibau.
Kalau kalian pernah ke Putussibau, atau mungkin berasal dari Putussibau dan saat ini sedang jauh dari kota Uncak Kapuas ini, siapa tau kalian jadi rindu rumah, atau ingin pulang.
- Kerupuk Basah
Ini adalah makanan khas dari Kapuas Hulu. Kapuas Hulu memang terkenal dengan makanan olahan ikannya oleh karena itu tidak heran di Kabupaten ini akan kita temui banyak sekali makanan yang terbuat dari ikan. Salah satunya yang paling terkenal adalah Kerupuk Basah.
Kerupuk basah terbuat dari daging ikan yang digiling dan dicampur dengan tepung, jenis ikannya juga tidak sembarangan. Orang Kapuas Hulu biasa menggunakan daging ikan Belidak, inilah yang membuat Kerupuk Basah dari Kapuas Hulu menjadi khas dan memiliki cita rasa yang nikmat.
Foto di atas adalah bentuk Kerupuk Basah sebelum dikukus. Saya mengambil gambarnya langsung dari kotak pendingin di tempat penjualan Kerupuk Basah di derah Kedamin.
Kerupuk Basah memiliki tekstur yang kenyal, di daerah Palembang ada penganan yang serupa yang disebut pempek atau empek-empek, tapi diolah dengan jenis ikan yang berbeda dan bentuknya juga tak sama inilah yang membuat rasa Kerupuk Basah berbeda dengan empek-empek.
Orang-orang biasa menyantap Kerupuk Basah dengan sambal. sambalnya juga khas. Sekarang ini banyak orang yang mulai bereksplorasi dengan makanan khas Kapuas Hulu ini. Kerupuk Basah tidak hanya disajikan setelah dikukus, tapi ada juga yang menggorengnya.
2. Mamang Pentol mas Bayu
Mamang ini paling dikenal di kalangan anak-anak sekolah, tapi sayang tidak banyak yang tahu namanya. Semua orang memanggilnya mang.. saya sendiri diberitahu adik saya kalau ternyata namanya mas Bayu, tapi ya karena usianya sudah sangat tua saya segan memanggilnya mas. Saya panggil om, adik saya yang kecil malah memanggilnya mas -_-
Dulu om Bayu hanya jualan pentol goreng dan es teh. Saya biasa membeli pentolnya saat dia mangkal di depan SMA Karya Budi. Tapi tidak hanya mangkal di sana, dia sering mangkal di berbagai tempat yang mudah dijangkau anak-anak sekolah, bukan karena memiliki kemampuan berpindah tempat tapi karena dia adalah pekerja yang ulet. Karena itu om Bayu punya banyak kenalan di mana-mana.
Pembawaannya yang ramah dan sabar membuat pelanggannya tidak hanya anak-anak muda, tapi juga orang kantoran. Dia tidak pelit, mungkin semua orang pernah diberi es gratis olehnya, saya berkali-kali. Yang saya ingat om Bayu punya semangat yang tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya. Dulu waktu saya masih SMA, om Bayu bercerita bahwa anaknya sedang kuliah di Madiun, mengambil sekolah perawat katanya.
Sekarang om Bayu sudah mengembangkan jualannya. hihi. Dia tidak hanya jualan pentol goreng dan es teh tapi jualan pentol kuah dan es jeruk juga, ukuran gerobaknya juga sudah besar.
Di bawah ini adalah penampakan pentol kuah om Bayu. heeehe.
Rasa pentol kuahnya juga lumayan enak.. dengan kuah yang terasa seperti kuah bakso lengkap dengan beberapa buah pentol berukuran besar dan beberapa potong tahu isi. Ada yang dijual dengan harga 4000, ada juga yang 5000.
Sayang sekali saya tidak pernah berjumpa dengannya tiap kali mmebeli pentol kuah, sekarang istrinya yang menjaga gerobak. Saya sungkan bertanya. Bagaimana pun mamang pentol ini adalah hal sederhana yang sangat mengingatkan saya akan Putussibau, ketika melihat gerobaknya saya seperti melihat masa-masa sekolah saya di Karya Budi.
3. Gereja Lama
Ini adalah bangunan gereja Hati Maria Tak Bernoda yang lama. Sekarang tidak digunakan untuk berdoa lagi karena sudah ada gereja HMTB yang baru. Gereja ini kemudian jadi hal yang paling saya ingat karena setiap hari ketika membuka pintu bangunan inilah yang pertama kali saya lihat.
Setiap pagi juga saya mendengar nyanyian doa pagi dari anak-anak asrama puteri Sri Melati dan asrama putera bruder. Di bangunan inilah saya sering pergi berdoa bersama keluarga (dan mantan pacar...) Gereja ini mengingatkan saya bahwa saya adalah Katolik, sungguh sebuah bangunan yang sangat berkesan bagi saya.
Beginilah suasana pagi hari di halaman gereja HMTB yang lama ketika musim hujan. Dulu, saya dan adik-adik saya (Kosmas, Sirilus, dan Sirila) sering menghabiskan waktu bermain sepeda di halaman ini. Saya juga ingat pertama kali saya belajar mengendarai sepeda motor di halaman ini. Hehe.
Tiga hal yang saya sebutkan di atas adalah hal-hal kecil yang paling saya ingat tentang Putussibau, tentu saja hal-hal besarnya adalah keluarga tercinta dan beberapa guru. Mereka yang pertama kali melintas di pikiran saya saat saya rindu Kapuas Hulu. Hehe.
Comments
Post a Comment