Selamat Hari Kartini wanita Indonesia.
Mengapa tanggal 21 April dipilih sebagai hari Kartini ? 21 April itu sendiri merupakan tanggal kelahiran Raden Adjeng Kartini.
Pada tanggal 2 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia
No.108 Tahun1964, yang menetapkan Kartini sebagai
Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan
tanggal 21 April, yang merupakan tanggal kelahirannya untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang
kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Raden Adjeng Kartini merupakan pelopor emansipasi wanita di Indonesia.
Lahir dari keluarga bangsawan membuat R.A. Kartini mendapatkan pendidikan yang baik. Dia bersekolah sampai usianya 12 tahun, setelah 12 tahun dia harus dipingit di rumah. Karena sudah mengecap pendidikan maka pola pikir R.A. Kartini sangat berkembang, besar dalam keluarga bangsawan membuatnya berpikiran modern, tidak terbelakang. Dia yang gemar membaca dan mengerti bahasa Belanda sangat tekun belajar di rumah, dia berkirim surat dengan teman-temannya di luar dan mengirim tulisan yang berisi pikirannya tentang perlakuan yang diberikan pada perempuan-perempuan di sekelilingnya.
Perempuan-perempuan di sekeliling Kartini diperlakukan dengan perlakuan yang sangat berbeda, banyak yang dinikahkan secara paksa, dijodohkan dengan lelaki yang tidak dikenal. Pada masa itu sangat sedikit peluang bagi kaum perempuan untuk mengecap
pendidikan sehingga kaum perempuan hanya menghabiskan hidupnya untuk
menggarap sawah, berkebun, berjualan di pasar, dan melayani keluarga. Hal ini membuat hati Kartini tergerak untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, pada tahun 1912 dia mendirikan sebuah
sekolah wanita di Semarang. Sekolah ini kemudian
menyebar di berbagai daerah lainnya seperti di Surabaya, Malang, Madiun,
Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya. Dengan pendidikan yang baik pola pikir perempuan pun lebih baik, lebih keras dan lebih terpacu. Tidak ada lagi perbedaan gender, perlakuan khusus atau pengecualian bagi kaum perempuan.
Karena itulah R.A. Kartini dianggap sebagai pelopor emansipasi wanita, inspirasi bagi kaum wanita untuk maju, tidak terkungkung dalam kurungan, inspirasi untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik . Berkat perjuangan-perjuaqngan itulah Presiden Soekarno menetapkannya sebagai pahlawan nasional.
Tanpa Kartini mungkin sampai saat ini tidak akan ada kuota tiga puluh persen bagi kaum perempuan untuk menduduki bangku parlemen, mungkin tanpa kartini tidak akan ada perempuan yang menjadi polisi, tidak akan ada wanita-wanita yang pandai memainkan saham dalam perusahaan, menjadi investor, menjadi arsitek, hakim, pengacara, mungkin tanpanya tidak akan ada wanita yang bisa menjadi seperti apa yang mereka inginkan. Karena sebelum gerakan perubahan yang dilakukan R.A. Kartini, pendidikan bagi kaum perempuan merupakan hal yang tabu dan sulit dicapai sehingga nasib perempuan tidak lebih dari menjadi seorang ibu bagi anaknya dan istri bagi suaminya, status sosial kaum perempuan sangat rendah. Dapur, Sumur, dan Kasur merupakan diksi untuk figur wanita di zaman itu. Untunglah ada sosok Kartini yang dengan tangguh memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita, menjadi inspirasi untuk kehidupan banyak wanita di sekelilingnya hingga mengubah pola pikir semua kaum wanita di Indonesia.
Maka untuk mengenang jasa Raden Adjeng Kartini, ditetapkanlah tanggal 21 April sebagai tanggal untuk memperingati perjuangan-perjuangan yang telah dilakukannya. Dengan adanya waktu khusus untuk memperingati perubahan besar bagi kaum perempuan ini, diharapkan kaum perempuan Indonesia semakin terpacu untuk maju dan melakukan perubahan, tidak mudah menyerah dan selalu berusaha mengangkat derajatnya sendiri agar tidak dianggap sebagai kaum lemah dan mendapat perlakuan diskriminatif lagi.